9 January 2012

Kesalahan Mahasiswa Dalam Melaksanakan Penelitian Untuk Skripsi

Issac dan Michael (1982) membuat daftar panjang mengenai beberapa kesalahan yang biasa dilakukan mahasiswa program sarjana dalam melakukan kerja penelitian. Beberapa kesalahan dimaksud dapat dijabarkan seperti berikut:

1. Kesalahan dalam perumusan masalah studi penelitian Kesalahan yang biasa dilakukan adalah:
  • Pencarian masalah penelitian baru dimulai setelah beban kuliah teoretis selesai atau hampir selesai.
  • Tidak kritis menerima gagasan penelitian utama yang pernah is pikirkan atau yang disarankan.
  • Memilih masalah penelitian yang samar-samar atau terlalu mentah untuk dapat diteliti secara berarti.
  • Persiapan yang kabur atau merumuskan hipotesis yang sukar atau tidak mungkin diuji.
  • Gagal dalam menentukan metode atau prosedur analisis dalam pengembangan rencana penelitian tentatif.

2. Kesalahan dalam penelusuran pustaka. Kesalahan yang biasa dilakukan adalah:
  • Penelusuran pustaka dilakukan secara terburu-buru dan baru dimulai beberapa saat setelah rencana penelitian dirumuskan.
  • Kebanyakan menggunakan sumber pustaka kelas dua atau sumber pustaka yang bermutu rendah.
  • Memusatkan perhatian pada penemuan hasil penelitian pada saat membaca artikel, akibatnya informasi yang berharga dan diperlukan kebanyakan terfokus pada metode, pengukuran, dan sejenisnya.
  • Terlalu mementingkan sumber lain, seperti surat kabar atau majalah populer yang memuat artikel (misalnya, artikel masalah kebidanan) ketimbang jurnal ilmiah.
  • Gagal dalam menentukan batas-batas topik yang harus dikaji dalam banyak literatur, ada kalanya terlalu luas dan ada kalanya terlalu sempit.
  • Mencatat atau merekam data bibliografi secara tidak tepat dan tidak clapat menentukan lokasi bahan pustaka yang diinginkan.
  • Merekam terlalu banyak maters ke dalam kartu catatan, akibatnya rencana penelitian tidak jelas dan informasi yang didapat tidak penting.

3. Kesalahan dalam proses pengumpulan data penelitian Kesalahan yang biasa dilakukan adalah:
  • Tidak mempunyai perhatian yang cukup terhadap permasalahan yang diteliti dan ada kalanya peneliti mempunyai sikap negatif. Hal ini dapat mengurangi validitas tes dan alat ukur lainnya.
  • Kelemahan desain penelitian yang dapat menyebabkan pengumpulan data tidak dapat dilakukan seperti yang dikehendaki.
  • Gagal dalam menjelaskan tujuan alat ukur yang digunakan dalam penelitian kepada pembimbing atau kerja sama yang lemah antara mahasiswa dengan pembimbing.
  • Gagal dalam mengevaluasi alat ukur sebelum dipakai. Hal ini akan mengakibatkan peneliti menggunakan instrumen atau alat ukur yang asal-asalan saja.
  • Menggunakan alat ukur yang reliabilitasnya sangat rendah, dan karenanya, peneliti terpaksa menggunakan alat ukur yang tidak valid atau salah.
  • Alat ukur yang digunakan dalam penelitian tidak dikelola secara baik dan salah dalam penskoran.

4. Kesalahan dalam penggunaan instrumen pengukuran yang standar Kesalahan yang biasa dilakukan adalah:
  • Gagal dalam memeriksa validitas isi dari alat ukur dihubungkan dengan situasi pada saat penelitian di-lakukan atau dilaksanakan.
  • Gagal dalam menentukan standar atau mengawasi perilaku subjek yang dilibatkan dalam proses penelitian, dan gagal dalam pelatihan tenaga bantu peneliti.
  • Mengecek secara menyeluruh validitas dan reliabilitas alat ukur terpilih, tetapi gagal dalam mengecek validitas dan reliabilitas data pada skor subtes.
  • Menggunakan inventors personal dan alat pengumpul data lain dalam situasi yang diharapkan oleh subjek untuk menipu pengulangan dirt dalam tatanan untuk mengkreasi pesan yang diinginkan.
  • Asumsi-asumsi ukuran tes standar yang mereka klaim untuk mengukur, tanpa disertai evaluasi terhadap validitas data yang diperoleh.
  • Gagal dalam menggunakan waktu optimum dan pe-laksanaan tes atau terlalu singkat dalam memanfaatkan waktu yang tersedia.
  • Instrumen yang dipakai banyak menggunakan data yang bias atau tidak akurat.


5. Kesalahan dalam menggunakan alat-alat statistik Statistik adalah alat dalam penelitian, oleh karena itu, harus digunakan secara tepat. Kesalahan yang biasa dilakukan adalah:
  • Memilih alat-alat statistik yang tidak tepat atau benar untuk menganalisis proposal.
  • Mengumpulkan data penelitian, dan kemudian mencoba menemukan teknis statistik yang dapat digunakan dalam analisis.
  • Hanya menggunakan satu prosedur statistik pada saat justru banyak prosedur yang dapat dipakai untuk menganalisis data.
  • Menggunakan asumsi-asumsi statistik pada saat tidak diperlukan.
  • Terlalu mementingkan perbedaan-perbedaan kecil mengenai signifikansi statistik.
  • Mahasiswa menghindari analisis korelasi jika standar korelasi momen produk (product-moment) tidak dapat dipakai.
  • Menggunakan teknik korelasi yang tidak tepat, seperti menggunakan korelasi biserial pada saat seharusnya menggunakan korelasi widespread bisenal.
  • Menggunakan tabel signifikan momen produk untuk menginterpretasi perhitungan bukan korelasi Pearson. Oleh karena korelasi bukan Pearson mempunyai standar kesalahan lebih besar daripada korelasi momen produk, kesalahan ini mengakibatkan estimasi yang berlebihan terhadap estimasi signifikansi dari koefisien yang diinterpretasikan.
  • Menggunakan koreksi untuk attenuation pada situasi yang kurang tepat untuk menampilkan hasil yang lebih signifikan.


6. Kesalahan dalam menyusun rancangan penelitian dan metodologi. Kesalahan yang sering ditemukan adalah:
  • Mahasiswa tidak mampu merumuskan populasi penelitiannya.
  • Menggunakan sampel terlalu kecil untuk menginter-pretasikan kinerja subkelompok yang menjadi fokus perhatian.
  • Berusaha melaksanakan penelitian dengan menggunakan “jasa” volunter.
  • Menyederhanakan rancangan penelitian secara tidak proporsional pada saat menemukan kesukaran yang sebenarnya masih memungkinkan dicari pemecahannya.
  • Menuntut subjek secara berlebihan pada saat pelaksanaan pengumpulan data penelitian.
  • Memaksa penyelesaian penelitian hanya satu semester, padahal waktu ideal adalah dua semester atau lebih.
  • Gagal merumuskan rencana pengumpulan data secara detail atau merumuskan rencana pengumpulan data secara salah.
  • Memulai pengumpulan data tanpa melakukan studi pendahuluan atau penguasaan medan terlebih dahulu.

7. Kesalahan dalam teknik pengumpulan data. Kesalahan yang biasa dilakukan dalam pelaksanaan pengumpulan data, terutama penerapan teknik kuesioner, wawancara, dan observasi adalah:
  • Mahasiswa menggunakan teknik angket dalam proses pengumpulan data, padahal ada teknik lain yang lebih cocok.
  • Instrumen penelitian dalam bentuk angket dikembangkan secara kurang benar dan tidak dilakukan uji coba terlebih dahulu.
  • Menggunakan format yang lebih detail.
  • Gagal mengecek subjek bukan sampel untuk menghidari bias data penelitian.
  • Terlalu banyak mengajukan pertanyaan sehingga responden tidak dapat menjawab secara rasional.
  • Mahasiswa tidak mampu merumuskan pedoman wawancara secara tepat atau mengembangkan pedoman wawancara secara kurang detail.
  • Tidak memiliki keterampilan praktis yang diperlukan dalam proses wawancara.
  • Gagal menghindari bias dalam proses wawancara.
  • Tidak pernah menghitung reliabilitas data yang di-dapat dan hasil wawancara.
  • Menggunakan bahasa yang tidak dapat dimengerti oleh responden selama dalam proses wawancara.
  • Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya tidak diperlukan untuk menggali informasi.
  • Tidak cakap melakukan observasi.
  • Menggunakan format observasi yang menghendaki terlalu banyak pengamat.
  • Gagal melakukan observasi pada situasi yang berbeda.
  • Berusaha mengevaluasi perilaku yang unik dengan frekuensi observasi yang belum mencukupi.


Pustaka
Metodologi Penelitian Kebidanan - EGC

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...